Kamis, 23 Juni 2011

TRADISI: Makna Minum Kopi Sebenarnya

BAGI penikmat kopi sejati, pastilah tahu benar memilih kopi yang benar-benar mantap. Dari aromanya saja bisa ketahuan apakah kopi itu racikannya mantap atau tidak, begitulah ungkapan mereka. Nah, diluar kopi yang sudah memiliki brand top, ada baiknya Anda rasakan dulu kopi racikan tradisional Evin Bakara di kedai kopi yang ia beri nama Tradisi kedai kopi di Jalan Setia Budi No. 12F (depan BT/BS Medica), Pasar 1 Tanjung Sari, Medan ini.

“Tiga tahun lebih saya melakukan semacam penelitian kecil-kecilan untuk menemukan racikan kopi terbaik ala Tradisi. Dan inilah hasilkan, dijamin Anda merasa ketagihan,” begitu ujar Evin, bangga dan optimis dengan kopi hasil racikannya itu.

Tak muluk-muluk memang. Menurut pengakuan orang-orang yang sering singgah ke Tradisi kedai kopi, banyak yang setuju kalau kopi racikan Tradisi berbeda dengan kopi yang sudah ada di Medan, meskipun itu sudah punya brand yang populer.

“Saya paling suka Cappuccino Tradisi dingin kalau nongkrong di sini. Selain rasa kopinya yang pekat, aromanya juga enak. Ketika diminum, efek kopinya langsung terasa, tapi tidak membuat jantung langsung berdebar,” ujar Agus Khaidir, salah satu pengunjung. “Saya belum mau pindah ke lain kopi, kalau nongkrong di sini, pasti ini yang selalu aku pesan,” sambung Agus.

Menurut Evin, untuk pemilihan kopi ia memang tidak sembarang pilih. “Kopinya asli Sidikalang yang tidak ada campurannya. Tapi ada beberapa tambahan rempah-rempah pada beberapa varian menu, sehingga cita rasanya semakin nikmat...,” kata Evin, yang dalam "penelitian”-nya banyak mengambil sumber-sumber yang menjelaskan bagaimana kehidupan manusia dulu memaknai minuman bernama kopi.

“Setiap wilayah di benua mana pun memiliki cara sendiri meracik kopi, tergantung kondisi geografis, suhu setempat dan masih banyak faktor lain lagi,” ujar Evin, pria pecinta alam yang memang suka menulusuri hal-hal yang berbau sains dan geografi itu.

Evin juga meneliti bagaimana kopi yang diminum para serdadu Waffen SS Jerman saat di medan perang. “Itu pertanyaan besar bagi saya. Akhirnya, dari sejumlah referensi yang saya temui, serdadu Jerman punya racikan kopi sendiri saat di medan tempur [selain kopi jatah yang ada],” kata Evin.

“Mudah-mudahan tak lama lagi akan dirilis. Ini masih dalam tahap uji rasa,” ujarnya [Saat ini kopi itu sudah tersedia di TRADISI, yaitu "Waffen SS" Coffee. Evin juga meneliti racikan-racikan kopi kuno dari sejumlah belahan dunia, termasuk Indonesia.

Cappuccino Tradisi adalah salah satu hasil temuan Evin yang cukup diminati. Ada juga kopi yang tak kalah membuat bibir dan mulut bergetar saat meminumnya. Cobalah misalnya, Kopi Jahe, Kopi Aren ala Tradisi. “Sehabis minum ini di sore hari atau sehabis bekerja, istirahat Anda akan lebih nikmat. Besok paginya badan lebih segar,” ujar Evin.

Tak hanya kopi yang diracik di Tradisi. Ada juga berbagai varian teh, seperti Jamaican Tea, yang ternyata cukup diminati.... “Aromanya enak. Badan pun jadi lebih hangat setelah minum Jamaican Ginger Tea ala Tradisi, makanya saya selalu pesan ini karena saya memang bukan peminum kopi,” kata Eva Simanjuntak, yang selain menyukai Teh Jamaika di Tradisi, juga memuji masakah Evin yang ‘mengandung’ andaliman (rempah-rempah penyedap rasa khas Tapanuli-red), seperti Nasi Goreng Tradisi.

Pengalaman menikmati kopi di Tradisi bisa dikatakan menjadi pembeda di antara banyaknya kedai kopi di Medan saat ini, termasuk di sejumlah mal di Medan.

Dan satu hal lagi, kopi Tradisi juga seolah mengingatkan kembali bahwa sebuah cita rasa dimulai dari yang bersifat tradisi. Sama ketika manusia pertama kali menemukan kopi dan menjadikannya sebagai minuman penghangat badan. Tentu, pengalaman meminum kopi seperti ini membuat atmosfer yang lain dari yang lain tentang makna sebuah kedai kopi.

“Ini tak hanya tentang minum kopi, tapi juga tentang bagaimana memaknai minum kopi sesungguhnya,” ujar Evin mantap. Hmmm, Anda pasti penasaran kan? (revisi: TRADISI kedai kopi)


Posted by Dedi Coky | Medan Talk On September - 17 - 2010
http://www.medantalk.com/tradisi-memaknai-tradisi-minum-kopi-sesungguhnya/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar